WHAT'S NEW?
Loading...

Seperti apa pengaruh filsafat Yunani pada masyarakat?

YunaniKehidupan manusia dipengaruhi oleh suatu pemikiran yang begitu mendasar yang berasal dari Yunani. Kita kenal itu sebagai filsafat. Filsafat tidak lebih dari sekedar pemaksimalan penggunaan akal manusia dalam mencari pengetahuan.

Sebagai salah satu produk paling berharga, dia mempengaruhi kehidupan manusia dengan sangat luar biasanya. Baik peraban Islam dahulu, dan Eropa masa kini, semuanya dipengaruhi oleh filsafat. Seolah, pemikiran orang-orang Yunani ini begitu benar pada dasar-dasar kehidupan manusia.

Mungkin kamu bertanya-tanya: Kok bisa ya? Lalu, sebenarnya bagaimana sih filsafat Yunani itu sebenarnya? Kenapa dia bisa mempengaruhi cara berpikir banyak orang?

God Of The Gaps
Thor dalam legenda Skandivania
Banyak dari masyarakat Yunani adalah penganut politeis (Tuhan yang lebih dari satu). Sederhananya, mereka adalah penyembah dewa-dewa. Mereka menganggap bahwa setiap dewa memiliki peranan tertentu dalam alam semesta.

Jadi, menurut pemahaman itu, ada dewa yang mengatur beberapa fenomena alam. Misalnya, petir. Mungkin pikir orang Yunani penganut politeis: "saya tidak tau darimana datangnya petir ini. Mungkin datangnya dari Zeus". Atau, dewa pengatur perang, atau dewa pengatur kesuburan dst. Ini semua kita kenal sekarang sebagai bagian mitologi Yunani. Khasnya, mereka merupakan jawaban atas masalah yang dihadapi oleh ketidaktahuan manusia.

Sebenarnya, munculnya para dewa juga terjadi di beberapa wilayah lain. Kalau kalian tau Thor, maka sebenarnya dia adalah dewa bagi penduduk Skandivania. Kalau tidak salah, dia adalah dewa yang melindungi penduduk Bumi dari gerhana matahari. Karena dirinyalah, gerhana matahari itu usai.

Dewa-dewa itu biasa disebut oleh orang barat (khususnya yang ateis) sebagai Gods Of The Gaps. Apa maksudnya? Sederhananya, adalah suatu sosok yang dihadirkan karena ketidaktahuan manusia.

Usaha Mengetahui "The Gaps"
Thales dari MiletusSebagian orang di Yunani merasa janggal akan semua ini. Mereka mencoba keluar dari "gaps" demi memastikan kebenaran yang ada. Apakah benar bahwa petir ada akibat dari adanya Dewa Zeus? Apakah benar dewa-dewi itu yang mengatur semua manusia?

Khasnya, mereka memiliki pemikiran yang begitu mendalam. Sekalipun, pertanyaan-pertanyaan yang mereka terkesan "aneh" bagi orang awam. Menurut saya juga aneh, jika tidak diketahui latar belakangnya. Tapi tidak akan aneh jika kita tau apa dan kenapa-nya.

Dengan penalaran mendalamnya, akhirnya mereka tau bahwa suatu fenomena alam terjadi karena alasan-alasan alamiah juga. Bukan karena suatu sosok yang besar dan perlu pengorbanan aneh untuk menghindari fenomena itu. Nah, ini adalah salah satu bentuk pemikiran yang sekarang kita kenal sebagai filsafat.

Filsafat tidaklah sama dengan mitos. Filsafat justru kontra dengan yang namanya mitos dan hal-hal magis yang belum jelas kenapa demikian. Tapi pada jaman-jaman sebelum renaisans di Eropa, banyak kaum agamawan yang menggunakan filsafat sebagai penguat pondasi keagamaan mereka. Mungkin karena beberapa gagasannya yang sejalan dengan agama.

Filsafat, khasnya muncul karena ada rasa keingintahuan. Seperti sains juga. Bedanya, sains lebih bersifat induktif, sedangkan filsafat biasanya induktif-deduktif. Baik filsafat maupun sains sama-sama menggunakan pengalaman dan akal (nalar/logika), sekalipun ada aliran-aliran tertentu yang memiliki pedapat yang berbeda tentang porsi dan mendudukan penggunaannya.

Baca Juga: Latar Belakang Belajar Ilmu Logika

Salah satu kisah yang menarik adalah pengetahuan yang dimiliki oleh Thales. Akibat dari usahanya untuk "lepas" dari prinsip God Of The Gaps, dia menjadi tau banyak pengetahuan. Konon, dia bisa mengukur tinggi piramida hanya dengan melihat bayangan dan posisi matahari, serta dia bisa memperkirakan terjadinya gerhana matahari.

Pendalaman pada Filsafat Yunani
Munculnya para pemikir ini cukup fenomenal, sebab dia bertolak belakang dari apa yang ada pada budaya masyarakat. Tapi, pada sisi lain membuat orang-orang menjadi lebih paham tentang dirinya. Darisana, muncul juga beberapa penggagas filsafat yang terkait dengan bagian dari "segala sesuatu".

Ada dua garis besar yang mengalir dalam filsafat pada masa Yunani. Garis besar itu adalah filsuf alam dan filsuf sosial. Filsuf alam adalah filsuf yang memfokusi dibidang alamiah. Kalau kamu kenal Democritus, maka dia sebenarnya adalah filsuf alam. Dialah yang menggagas adanya atom.

Baca Juga: 3 Fakta Teori Atom yang Tidak Dijelaskan Sekolah

Pernah kenal Parmenides? Dia juga filsuf alam. Thales juga filsuf alam. Bersama dengan Democritus dan kawan selainnya, mereka mencoba membuka asal-usul alam semesta.

Filsuf sosial adalah filsuf yang memfokusi terkait dengan sosial. Misalnya, Sokrates. Kamu pasti kenal dia. Dia adalah filsuf yang sempat fokus pada bidang sosial, seperti moralitas. Beraksi di dunia sosial dengan arah yang berbeda dari masyarakat umum itu susah, terlebih lagi jika masyarakatnya jumud (=tertutup/statis secara pemikiran). Socrates pun berakhir dengan hukuman mati karena dianggap meracuni pemikiran anak muda di daerahnya.

Akan tetapi, pendalaman mereka tidak sia-sia. Mereka banyak memberikan langkah awal baik dalam dunia natural seperti fisika, ataupun dunia sosial. Saya kira, ilmu pengetahuan memiliki dasar-dasarnya disini.

Kesimpulan dan Hikmah
Betapa luar biasanya dunia ini
Filsafat Yunani memiliki pengaruh yang sangat dasar bagi pemikiran dunia. Apakah kamu menyadarinya? Mereka, --para filsuf-- memberikan kita pelajaran bahwa apa yang kita tidak tau, ya, tetaplah tidak tau. Janganlah dikarang. Sebaliknya, gunakanlah pemikiran yang benar (Baca: Penalaran atau Logika) supaya yang tidak tau bisa diubah menjadi tau.

Usaha untuk mengetahui kebenaranpun membuahkan hasil. Manusia bisa lepas dari kesalahan berpikir, dan mengembangkan peradaban sebagaimana mestinya. Kita bisa tau tentang gerak, kategori benda, logika, ideologi, sistem kenegaraan, dan bahkan yang lebih mendasar lagi: "kebenaran".

Baca Juga: Kududukan Logika dengan Perasaan dan Peranannya


0 komentar:

Posting Komentar